PENGUSAHA BATU BATA MERAH DI DESA NGAWONGGO KECAMATAN TAJINAN
KECAMATAN TAJINAN - Pengusaha batu bata merah dari Desa Ngawonggo Kecamatan Tajinan masih bertahan meskipun saat ini sudah banyak yang mulai menggunakan batu bata putih
Ditemui disela-sela kesibukannya nyigir batu bata yang masih baru kering (29/09/22) Bapak Kariono 54 Th, menyampaikan pembuatan batu bata merah yang tergolong memakan waktu yang cukup lama tetap digeluti oleh sebagian penduduk Desa Ngawonggo Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang. Dapat dihitung rata-rata untuk pembuatan batu bata sejumlah 30.000-40.000 buah membutuhkan waktu minimal 2 bulan baru siap bakar. Proses pembakarannya sendiri kurang lebih memakan waktu 2 hari 2 malam tergantung jenis tanah yang digunakan dan tergantung cuaca saat pembakaran dimulai.
Dari tanah yang dikontraknya, Arifin berencana membuat batu bata merah sebanyak 200.000 buah. Dengan bantuan 5 orang, tanah yang luasnya kurang lebih 1.012 m2 ini dijadikan lahan pembuatan batu bata merah oleh Bapak Kariono. Tanah tersebut sudah dikontraknya dari 1,5 tahun yang lalu dan sudah menghasilkan puluhan ribu batu bata merah. “Dengan tanah yang tersisa mungkin masih bisa memproduksi batu bata lagi selama 2 tahun ke depan”, imbuhnya.
Kendala yang dihadapinya berupa kegagalan saat pembakaran, bahkan pernah mengalami kegagalan dari 40.000 buah batu bata yang dibakar, hanya terdapat 15.000 buah yang bisa dijual. Kendala seperti itu akan memakan biaya untuk pembelian kayu bakar sebanyak 2 kali. Faktor cuaca dan jenis tanah yang digunakan juga mempengaruhi produksi batu bata merah. Untuk tanah yang tergolong baik, akan membutuhkan lebih lama dalam proses pembakaran dibandingkan dengan tanah yang mengandung sampah seperti pasir yang bercampur saat hujan turun.
Dengan 5 orang yang membantunya, minimal Bapak Kariono menghasilkan 4.000 buah batu bata merah, penjualannya pun sampai ke luar kota. Pembeli batu batanya paling jauh dari Surabaya. Dengan pengalamannya selama 4 tahun ini, Arifin mempunyai keinginan untuk punya pabrik sendiri, sehingga tidak perlu berpindah-pindah mencari tanah yang mau dikontraknya. Tapi untuk saat ini, yang terpenting adalah kebutuhan untuk sekolah anak-anak dan kebutuhan untuk keseharian keluarganya tercukupi.